Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, melaksanakan kunjungan kerja pertamanya ke daerah 3T (terdepan, tertinggal, terluar) dengan mengadakan dialog santai bersama generasi muda, termasuk siswa dan guru di SMPN 6 Amarasi, Desa Amarasi, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kunjungan Meutya bertujuan untuk secara langsung meninjau pemanfaatan layanan Akses Internet (AI) yang disediakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), serta untuk mendengarkan dan menyapa para penerima manfaat dari layanan tersebut. "Saya merasa senang bisa berada di sini, karena sebelumnya belum ada menteri yang mengunjungi tempat ini. Tentu saja, kunjungan pertama ini akan selalu diingat oleh adik-adik," ungkap Meutya dalam diskusi dengan siswa dan guru di SMPN 6 Amarasi, NTT. Kedatangan Meutya disambut dengan antusias oleh Kepala SMPN 6 Amarosi, Hendrik Arnold Mau, serta para siswa, yang juga menerima tenun khas dari Desa Amarosi. Hendrik, sebagai perwakilan SMPN 6 Amarosi, menyatakan bahwa kehadiran layanan internet dari BAKTI di sekolahnya telah memberikan manfaat signifikan dalam sebulan terakhir, memungkinkan mereka untuk mengakses layanan digital secara langsung. Hal ini sangat membantu para guru dalam menyelesaikan tugas-tugas yang terintegrasi dengan sistem Kurikulum Merdeka, yang sebelumnya sulit dilakukan karena tidak adanya akses internet di lokasi tersebut. Bagi siswa, akses internet ini juga sangat berharga, karena mereka dapat melaksanakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) secara langsung di sekolah tanpa harus menggunakan fasilitas dari sekolah lain. "Dengan adanya jaringan BAKTI Aksi, kami kini dapat melaksanakan pembelajaran berbasis teknologi. Terlebih lagi dengan Kurikulum Merdeka, semua hal yang berbasis aplikasi kini dapat diakses, yang sebelumnya tidak mungkin bagi kami, baik guru maupun siswa. Meskipun baru sebulan, kami akhirnya dapat melaksanakan ANBK secara mandiri dengan jaringan internet di sekolah kami," ungkap Hendrik.