ANTARA/Pexels/Sora Shimazaki/am

Kekebalan Siber Dinilai Mampu Mengurangi Kemampuan Para Penjahat Siber

Kamis, 08 Mei 2025

Sekitar 71 persen profesional keamanan siber di kawasan Asia Pasifik meyakini bahwa Kekebalan Siber merupakan strategi yang efektif untuk mengurangi kemampuan penjahat siber dalam mengakses jaringan dan mengancam sistem, menurut hasil penelitian terbaru dari Kaspersky. Dalam siaran pers yang dirilis pada hari Selasa, Kaspersky menyatakan bahwa temuan ini mencerminkan peningkatan permintaan untuk mengembangkan sistem yang aman berdasarkan desain (secure by design), alih-alih hanya bergantung pada solusi keamanan siber tambahan. Kekebalan Siber awalnya didefinisikan oleh Kaspersky sebagai konsep sistem TI dan OT yang aman berdasarkan desain, yang mengacu pada metodologi pengembangan dan persyaratan arsitektur tertentu, serta memiliki ketahanan bawaan terhadap serangan siber, sehingga dapat meminimalkan biaya yang terkait dengan solusi keamanan eksternal. Kaspersky melakukan survei terhadap 850 profesional keamanan siber dari Asia Pasifik, Timur Tengah, Turki, Afrika, Eropa, Amerika, dan Rusia. Salah satu fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa akrab responden dengan istilah Kekebalan Siber (Cyber Immunity) dan bagaimana mereka menilai potensi efektivitasnya dalam memberikan perlindungan terhadap ancaman siber. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 85 persen responden global memahami istilah ini dan makna yang sesungguhnya.

Tingkat pemahaman mengenai konsep Kekebalan Siber di kawasan Asia Pasifik hampir setara dengan tingkat global, yaitu 84 persen. Di antara individu yang mengenal istilah tersebut, hampir tiga per empat (73 persen) secara global menganggap Kekebalan Siber sebagai strategi yang sangat efektif untuk mengurangi kemampuan penjahat siber dalam menembus jaringan dan mengancam sistem. Ketika ditanya mengenai manfaat spesifik dari keamanan siber yang ditawarkan, sekitar sepertiga (28 persen) pakar di Asia Pasifik menyatakan bahwa hal ini dapat secara signifikan menurunkan frekuensi serangan siber, sementara 36 persen merasa dapat meminimalkan dampak negatif dari serangan tersebut. Sebanyak 35 persen responden meyakini bahwa Kekebalan Siber dapat mencapai kedua hasil tersebut secara bersamaan. "Sangat menggembirakan melihat para profesional keamanan siber di Asia Pasifik memiliki pemahaman yang mendalam tentang konsep Kekebalan Siber yang telah kami patenkan dan mengakui nilai yang dibawanya ke dalam kerangka kerja keamanan TI mereka," ungkap Direktur Pelaksana Kaspersky untuk Asia Pasifik, Adrian Hia. Adrian menekankan bahwa Kekebalan Siber merupakan elemen penting dalam strategi keamanan siber yang perlu diadopsi oleh organisasi seiring dengan integrasi teknologi baru seperti AI di kawasan Asia Pasifik.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.