CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Cadangan Nikel Yang Menipis, Kebutuhan Industrialisasi Yang Mendesak!

Jumat, 17 Jan 2025

Komisi XII DPR RI mendorong pemerintah untuk mempercepat pengembangan industri hilir di dalam negeri. Dengan demikian, produk turunan dari program hilirisasi tambang, seperti nikel, dapat dimanfaatkan secara optimal. 

Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto, menyatakan bahwa pihaknya mendukung langkah pemerintah yang telah membentuk Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi. 

Namun, ia juga menekankan pentingnya untuk melanjutkan program hilirisasi yang telah berhasil dilaksanakan agar dapat diarahkan kembali menuju industrialisasi. Selama ini, hilirisasi nikel masih terbatas pada industri smelter dengan produk nikel matte dan NPI (nickel pig iron).

Sugeng menyatakan, "Proses yang dilakukan di Nikel, seperti smelterilisasi, telah menghasilkan produk yang dikenal sebagai NPI dan Nickel Mate. Ini baru merupakan bahan awal. Saatnya Indonesia memasuki tahap industrialisasi," dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, yang dilaporkan pada Rabu (15/1/2025).

Ia menekankan pentingnya pengembangan produk turunan dari program hilirisasi agar dapat lebih maju. Hal ini penting mengingat sumber daya alam Indonesia yang terbatas.

Sebagai contoh, meskipun Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, produksi yang berlebihan dapat mengancam keberlanjutan cadangan tersebut. Sugeng menjelaskan bahwa dengan produksi yang mencapai 1,6 juta ton per tahun dalam beberapa tahun terakhir, cadangan nikel Indonesia yang awalnya 55 juta ton kini tersisa sekitar 22 juta ton. Jika produksi tetap pada angka 1,5 juta ton per tahun, diperkirakan cadangan nikel tersebut hanya akan bertahan sekitar 15 tahun ke depan.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel yang cukup signifikan, bahkan diperkirakan menyumbang 42% dari cadangan nikel global saat ini.

Bahlil mengungkapkan bahwa menurut data dari Badan Geologi Amerika, cadangan nikel Indonesia pada tahun 2022-2023 tercatat sebesar 25% dari total cadangan global. Namun, data terbaru yang dirilis pada Maret-April 2024 menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, di mana cadangan nikel Indonesia kini mencapai 42% dari total cadangan dunia.

"Kita melihat bahwa pada tahun 2022-2023, data dari Badan Geologi Amerika mencatat bahwa cadangan nikel di Indonesia adalah 25 persen. Namun, pada Maret-April 2024, Badan Geologi Amerika yang dijadikan acuan telah merevisi angka tersebut, menyatakan bahwa cadangan nikel dunia di Indonesia kini mencapai 42 persen," ujarnya dalam acara Minerba Expo 2024 di Jakarta, Senin (25/11/2024).

Dengan demikian, ia berpendapat bahwa dengan besarnya cadangan nikel yang dimiliki, kontribusi sektor mineral dan batu bara (minerba) terhadap pendapatan negara akan sangat signifikan.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.