AFP/VYACHESLAV OSELEDKO

Rusia Berencana Mendirikan Pangkalan Udara Di Papua, Indonesia

Rabu, 16 Apr 2025

Rusia dilaporkan telah mengajukan permohonan kepada Indonesia untuk menempatkan pesawat Angkatan Udara Rusia (VKS) di Biak, Papua. Informasi ini disampaikan oleh media pertahanan Janes pada hari Senin, 14 April 2025. 

Dalam laporan tersebut, sumber dari pemerintah Indonesia mengungkapkan bahwa permintaan itu diterima oleh kantor Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin setelah pertemuannya dengan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia, Sergei Shoigu, pada Februari 2025. Rusia berencana untuk menempatkan beberapa pesawat jarak jauh di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua, yang berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisiepo Biak.

"Pangkalan udara ini terletak di Biak Numfor, provinsi Papua, Indonesia, dan merupakan markas bagi Skuadron Penerbangan 27 Angkatan Udara Indonesia, yang mengoperasikan armada pesawat pengintai CN235," demikian laporan media tersebut.

Permintaan yang diajukan tidak memberikan rincian mengenai jumlah atau jenis pesawat yang akan ditempatkan oleh VKS di Biak Numfor. Namun, Janes mencatat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, VKS telah mengajukan beberapa permohonan ad hoc untuk mendaratkan pesawat pembom Tupolev Tu-95 dan pesawat angkut Il-76 di pangkalan udara yang sama.

Menanggapi isu ini, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, Frega Wenas, menyatakan bahwa laporan tersebut tidak akurat. Ia menegaskan bahwa tidak ada rencana atau diskusi mengenai penempatan armada VKS di Indonesia.

"Laporan itu tidak benar," ujarnya dengan tegas.

Isu ini menjadi sorotan dalam konteks Pemilu Australia. Frega memberikan tanggapan setelah berita ini berkembang pesat di Australia. Australian Broadcasting Corporation melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, telah berkomunikasi dengan Sjafrie, yang menegaskan bahwa tidak akan ada pesawat Angkatan Udara Rusia yang beroperasi dari Indonesia.

"Dia (Menteri Sjafrie) telah menjelaskan kepada saya dengan sangat jelas bahwa laporan mengenai kemungkinan pesawat Rusia beroperasi dari Indonesia sama sekali tidak benar," ungkap Marles.

Papua terletak sekitar 1.200 km di utara kota Darwin, Australia, yang menjadi markas bagi pasukan rotasi Korps Marinir Amerika Serikat selama enam bulan setiap tahunnya. Pangkalan udara Australia di wilayah tersebut juga sedang diperluas untuk menampung pesawat pengebom AS yang berkunjung.

Sebelumnya, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyatakan bahwa pemerintahnya telah menghubungi Indonesia terkait laporan dari Janes, karena isu ini menjadi fokus dalam kampanye pemilihan umum Australia pada hari Selasa. Pemimpin oposisi, Peter Dutton, mengangkat laporan tersebut dan menekankan bahwa hal ini menimbulkan kekhawatiran.

"Kami jelas tidak ingin melihat pengaruh Rusia di wilayah kami," kata Albanese kepada para wartawan.

Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, menegaskan bahwa "Indonesia sangat penting bagi keamanan Australia" dan kedua negara telah mencapai kesepakatan kerja sama pertahanan pada tahun lalu.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.