Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, Provinsi Banten, melaksanakan upaya pencegahan diabetes melitus melalui deteksi dini pada anak-anak di bawah usia 15 tahun serta individu obesitas berusia 39 tahun ke atas. "Fokus utama dalam penanganan diabetes adalah deteksi dini. Target dari deteksi dini ini adalah penduduk berusia antara 15 hingga 39 tahun yang mengalami obesitas. Jika hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan angka di atas 200, maka individu tersebut berisiko terkena diabetes, dan selanjutnya akan dirujuk ke puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut," ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Serang, Ratu Ani Nuraeni, di Serang pada hari Jumat. Ia menambahkan bahwa langkah ini diambil untuk menurunkan angka kasus diabetes melitus di wilayah tersebut. Dinkes Kota Serang mencatat bahwa dari Januari hingga Agustus 2024, terdapat 17.104 warga yang terdiagnosis diabetes melitus. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang tercatat sebanyak 5.600 kasus. “Data mengenai penyakit diabetes pada tahun 2023 mencatat 5.600 jiwa, sedangkan untuk tahun ini, dari Januari hingga Agustus, jumlahnya mencapai 17.104 jiwa. Dengan demikian, terdapat peningkatan yang cukup signifikan pada tahun ini," jelasnya. Sebanyak 10.533 dari 17.104 individu yang menderita diabetes terdiri dari perempuan dengan rincian usia 15 tahun sebanyak 36 jiwa, usia 59 tahun sebanyak 6.745 jiwa, dan usia 60 tahun ke atas sebanyak 3.743 jiwa. Sementara itu, terdapat 6.730 jiwa laki-laki dengan rincian usia 15 tahun sebanyak delapan jiwa, usia 15-59 tahun sebanyak 3.938 jiwa, dan usia di atas 60 tahun sebanyak 2.784 jiwa. Diabetes merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat di Kota Serang, yang terbagi menjadi dua tipe, yaitu tipe 1 dan tipe 2. Penjelasan mengenai diabetes melitus tipe 1 adalah bahwa penyakit ini dipengaruhi oleh faktor genetik, sedangkan tipe 2 lebih dipengaruhi oleh pola hidup yang tidak sehat. Ada kemungkinan bahwa riwayat keluarga memiliki pengaruh terhadap diabetes tipe 1. Sementara itu, diabetes tipe 2 sering kali disebabkan oleh pola hidup yang kurang sehat, seperti pola makan yang tidak seimbang, kurangnya aktivitas fisik, atau kebiasaan merokok. Dinas Kesehatan juga telah melakukan pemeriksaan kadar gula darah terhadap 34 ribu warga, di mana hasilnya menunjukkan bahwa 69 persen atau sekitar 23.600 jiwa tidak terindikasi diabetes. Selain itu, Dinas Kesehatan melakukan edukasi di setiap puskesmas dan fasilitas kesehatan, serta memberikan informasi kepada masyarakat mengenai penapisan gula darah yang dilakukan secara gratis di sekolah, kampus, dan perkantoran.