ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa

UNESCO Telah Menetapkan 16 Geopark Baru, Sehingga Totalnya Kini Mencapai 229 Yang Tersebar Di 50 Negara

Jumat, 18 Apr 2025

Dewan Eksekutif UNESCO telah menyetujui penambahan 16 situs baru ke dalam jaringan UNESCO Global Geopark, sehingga total jumlah geopark kini mencapai 229 yang tersebar di 50 negara.

Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, dalam pernyataan yang diterima di Jakarta pada hari Jumat, menyatakan bahwa melalui pelestarian warisan geologi, geopark berfungsi sebagai mercusuar untuk pembangunan berkelanjutan, konservasi, dan pendidikan, yang menunjukkan bahwa kemajuan ekonomi dan perlindungan lingkungan dapat dan harus berjalan seiring.

“Saya mengucapkan selamat yang tulus kepada para pengelola situs-situs yang baru ditetapkan,” ujarnya.

Merayakan satu dekade sejak pembentukannya pada tahun 2015, Azoulay menyebutkan bahwa penetapan sebagai UNESCO Global Geopark merupakan pengakuan terhadap warisan geologi yang memiliki nilai internasional.

UNESCO juga menekankan pentingnya pengetahuan, budaya, dan keterlibatan masyarakat lokal serta adat dalam menjaga warisan geologi, menyelenggarakan kegiatan edukatif, dan menerapkan pendekatan pembangunan berkelanjutan di wilayah tersebut.

Sebanyak 16 geopark baru yang ditetapkan tersebar di China, Korea Utara yang untuk pertama kalinya bergabung dengan jaringan ini dan berkontribusi dalam perlindungan kawasan pegunungan bersama China, serta di Ekuador, Indonesia, Italia, Norwegia, Republik Korea, Arab Saudi dengan dua geopark pertamanya, Spanyol, Britania Raya, dan Vietnam.

UNESCO terus mendorong pengembangan konsep geopark di wilayah yang masih minim geopark, terutama di Afrika, negara-negara Arab, dan Negara Berkembang Pulau Kecil (Small Island Developing States).

Upaya ini dilakukan melalui pengiriman tim ahli, pelatihan yang disesuaikan, serta konsultasi langsung di tingkat nasional maupun lokal untuk memandu proses pengajuan status UNESCO Global Geopark.

Dua geopark baru dari Indonesia adalah Geopark Kebumen dan Geopark Meratus.

Geopark Meratus memainkan peran krusial dalam pemulihan ekosistem bakau yang merupakan habitat utama bagi bekantan, serta mendukung upaya peningkatan populasi spesies ini. Di samping itu, dua kelompok masyarakat adat yang dominan, yaitu suku Banjar dan suku Dayak, mendiami wilayah geopark ini.

UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) adalah salah satu lembaga di bawah PBB yang berfokus pada pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya, dan komunikasi untuk mendukung perdamaian dan keamanan di seluruh dunia. Didirikan pada tahun 1945, UNESCO memiliki peran signifikan dalam berbagai aspek, termasuk pelestarian warisan budaya global, pengembangan pendidikan, dan promosi ilmu pengetahuan.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.