JAKARTA. Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan industri halal di Indonesia agar dapat lebih bersaing baik di tingkat nasional maupun di kancah global. Oleh karena itu, diperlukan upaya percepatan transformasi industri halal melalui berbagai program dan kebijakan terintegrasi yang fokus pada penguatan ekosistem halal nasional, termasuk di sektor industri. "Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi yang diterapkan antara lain mencakup penguatan regulasi dan kebijakan, pengembangan infrastruktur ekosistem halal, fasilitasi sertifikasi halal untuk IKM, inovasi produk dan industri berbasis halal, promosi serta ekspor produk halal, serta kolaborasi global dan diplomasi halal," ujar Kepala Pusat Industri Halal Kemenperin, Kris Sasono Ngudi Wibowo, dalam Media Gathering Halal Indonesia International Industry Expo 2025 (Halal Indo 2025) di Jakarta, Kamis (17/7). Kris menyatakan bahwa Kemenperin telah menyusun peta jalan untuk Pengembangan Industri Halal dengan merujuk pada RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2025-2029. "Kami berharap peta jalan ini dapat menjadi acuan bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pengembangan industri halal," katanya. Secara berkelanjutan, Kemenperin juga sedang mempersiapkan strategi inovasi untuk industri halal, seperti pembangunan pusat inovasi halal (Halal Innovation Hub), integrasi kurikulum inovasi halal dalam pendidikan vokasi yang didukung oleh riset kolaboratif antara perguruan tinggi dan perusahaan industri, pembangunan jaringan inkubator dan akselerator khusus halal di Kawasan Industri Halal (KIH), serta pengembangan dashboard data halal nasional. Lebih lanjut, Kris mengungkapkan bahwa saat ini lebih dari 20 unit kerja di lingkungan Kemenperin telah mendapatkan akreditasi sebagai bagian dari infrastruktur industri halal nasional, baik sebagai Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), Lembaga Penjamin Proses Produk Halal (PL3H), Lembaga Pelaksana Pelatihan Halal, maupun Lembaga Sertifikasi Profesi untuk SDM Industri Halal. Keberadaan infrastruktur yang komprehensif ini diharapkan dapat mempercepat jumlah sertifikat halal di sektor industri. Hingga semester I tahun 2025, tercatat sebanyak 162.109 sertifikat halal telah diterbitkan, dengan dominasi pada tiga industri pengolahan yaitu di bidang makanan (130.111 industri), minuman (10.383 industri), serta industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional (1.633 industri). Fasilitasi industri halal yang dilakukan oleh Kemenperin terus mendorong pencapaian ini, di mana pada tahun 2025 diharapkan dapat mencapai target pemberian fasilitasi sertifikasi halal kepada 2.925 industri di seluruh Indonesia, baik melalui skema reguler maupun self-declare. "Program fasilitasi sertifikasi halal reguler yang diberikan Kemenperin juga disertai dengan fasilitasi pelatihan penyelia halal, agar penerapan halal di sektor industri dapat berjalan dengan konsisten," ujar Kris. Berbagai strategi ini didukung oleh adanya promosi dan kerja sama secara global, yang di antaranya dilakukan dengan meningkatkan daya saing produk halal Indonesia di pasar internasional. Selain itu, Kemenperin juga menyelenggarakan Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) serta memberikan dukungan pada penyelenggaraan Halal Indonesia International Industry Expo (Halal Indo) 2025 yang akan berlangsung pada tanggal 25-28 September 2025 di ICE BSD, Tangerang. "Halal Indo 2025 tidak hanya sekadar menjadi pameran industri halal terbesar di Indonesia saat ini, tetapi juga telah menjadi bagian dari siklus agenda pameran halal internasional. Dengan demikian, diharapkan dapat menjadi platform yang optimal bagi para pelaku industri halal Indonesia untuk menunjukkan kemampuan dan memperluas akses pasar di tingkat global," jelasnya. Kris berharap agar kolaborasi antara Kementerian/Lembaga, pelaku industri, serta pemangku kepentingan terkait lainnya dapat terus diperkuat. "Industri halal akan semakin berkembang ketika pasar mulai membuka diri. Pasar global sudah sangat besar, kita perlu terus bersinergi dan berkolaborasi untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah global sebagai pemimpin industri halal," tambahnya. Merujuk pada data yang dirilis oleh Dinar Standar, Indonesia kembali menunjukkan prestasi setelah bertahan di peringkat ketiga pada Top 15 Global Islamic Economy Indicator Score 2024/25. Dalam data tersebut, Indonesia menunjukkan keunggulan di sejumlah sektor industri halal, termasuk modest fashion, farmasi dan kosmetik, serta makanan. Bahkan, SGIER 2024/25 kembali menyebutkan bahwa pada tahun 2023, konsumsi umat Muslim dunia di enam sektor ekonomi syariah mencapai USD 2,43 triliun, yang juga menunjukkan bahwa kebutuhan terhadap produk halal merupakan pasar yang sangat potensial. Sementara itu, Senior Head of Stakeholders Relations ParagonCorp M. Adi Yasir menyatakan bahwa halal kini telah menjadi gaya hidup dan standar kehidupan masyarakat secara umum. Oleh karena itu, perusahaan berkomitmen untuk mengintegrasikan halal dalam setiap produknya. Bahkan, ParagonCorp menempatkan prinsip halal bukan hanya sebagai label, tetapi sebagai dasar utama dalam inovasi produknya. Mulai dari pemilihan bahan baku yang bersertifikat internasional, proses manufaktur yang berbasis teknologi, hingga komitmen terhadap keberlanjutan dan etika, semuanya dilaksanakan secara konsisten. "Yang terpenting adalah nilai halal itu telah menjadi bagian integral di seluruh lini manajemen kami. Oleh karena itu, Wardah telah menjadi pelopor dalam memproduksi produk kosmetik halal di Indonesia," ujarnya. Sebagai bentuk dukungan terhadap pelaku usaha mikro di Indonesia, ParagonCorp telah mengambil inisiatif untuk memfasilitasi pemberian sertifikasi halal secara gratis bagi para pelaku UMKM. Hal ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem UMKM halal agar lebih kompetitif dan berkelanjutan.