SIBOLGA — Dalam menanggapi bencana banjir dan tanah longsor, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menempatkan pemulihan infrastruktur sebagai langkah kunci untuk pemulihan ekonomi di Kota Sibolga, Sumatera Utara. Penanganan darurat yang berfokus pada pembukaan akses jalan nasional dan pengendalian aliran sungai secara langsung bertujuan membuka kembali saluran distribusi dan mobilitas warga, yang menjadi tulang punggung aktivitas perekonomian lokal.
Menteri PU Dody Hanggodo secara tegas menyatakan bahwa konektivitas adalah prioritas utama. Pernyataannya bahwa jalan dan jembatan merupakan urat nadi pergerakan masyarakat dan distribusi logistik menegaskan pendekatan holistik di balik aksi teknis di lapangan. Tanpa akses yang lancar, distribusi bantuan, pergerakan barang, dan aktivitas usaha akan terhambat, memperlambat pemulihan secara keseluruhan.
Upaya pemulihan difokuskan pada ruas jalan nasional Tarutung–Sibolga. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara bersama mitra lainnya melakukan operasi besar dengan mengerahkan puluhan unit alat berat, termasuk excavator, dozer, dan wheel loader. Targetnya jelas membersihkan material longsoran dan mengembalikan fungsi jalan secepat mungkin, sehingga kendaraan pengangkut barang dan penumpang dapat kembali melintas.
Baca Juga: Hutama Karya Hadirkan Posko Evakuasi Terpadu Di Langkat Untuk Korban Bencana Sumatra
Kemajuan signifikan telah dicapai dengan dibukanya akses sepanjang 42 kilometer dari Tarutung hingga Batas Taput/Tapteng untuk kendaraan roda empat. Sementara itu, pekerjaan terus berlanjut di sisa ruas yang masih terdampak tujuh titik longsor. Setiap kilometer jalan yang berhasil dipulihkan memiliki arti penting bagi pengiriman kebutuhan pokok dan komoditas ekonomi di wilayah tersebut.
Aspek pengendalian banjir juga mendapat perhatian serupa melalui penanganan darurat Sungai Aek Doras oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera II Medan. Normalisasi sungai dengan alat berat seperti excavator long arm bertujuan mencegah banjir berulang yang dapat mengganggu stabilitas kawasan permukiman dan pusat ekonomi, memberikan kepastian bagi masyarakat dan pelaku usaha untuk kembali beraktivitas.
Dukungan logistik dari Kementerian PU, seperti penyediaan hidran umum, mobil tangki air, dan toilet portabel oleh Balai Penataan Bangunan, Prasarana dan Kawasan (BPBPK) Sumatera Utara, juga mendukung produktivitas. Dengan tersedianya air bersih dan sanitasi yang layak, kesehatan masyarakat dan petugas terjaga, memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada upaya membangun kembali sumber penghidupan.
Komitmen Kementerian PU untuk memastikan konektivitas pulih, pengendalian sungai optimal, dan infrastruktur dasar terpenuhi secara langsung berkontribusi pada iklim pemulihan yang kondusif. Langkah-langkah konkret ini diharapkan menjadi katalis bagi kebangkitan ekonomi Sibolga, memulihkan kepercayaan, dan mengembalikan denyut kehidupan sosial-ekonomi masyarakat ke kondisi normal.
Strategi pembagian alat berat ke beberapa sektor penanganan mencerminkan pendekatan yang efisien dan terintegrasi. Pendekatan ini memastikan bahwa pemulihan infrastruktur fisik berjalan beriringan dengan penciptaan kondisi yang mendukung bagi kebangkitan ekonomi, menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang keterkaitan antara infrastruktur, layanan dasar, dan kemakmuran masyarakat.